Advertisement

Main Ad

Liburan Ala Anak anak Kadu Beureum

Libur telah tiba, libur telah tiba,  Hore,Hore,Hore Simpanlah tas dan bukumu, Lupakan keluh kesahmu Libur telah tiba, libur telah tiba, Hatiku gembira!
Itulah sebait lagu yang dulu pernah dibawakan Tasya, liburan anak-anak memang saat ini telah menjelang, berbagai kegiatan tentunya telah dipersiapkan oleh para orang tua. Untuk kalangan menengah keatas, saat liburan anak-anak memang menjadi moment yang dinantikan, berbagai kegiatan liburan tentunya telah mereka persiapkan untuk putra-putrinya. Ada yang berwisata, berbelanja atau mengunjungi tempat permainan anak-anak, karena moment inilah seluruh anggota keluarga bisa berkumpul.
Tapi bagi sebagian anak-anak kampung, disudut Kota Pandeglang, masa liburan kali ini mereka gunakan untuk meringankan beban orang tuanya untuk menambah penghasilan keluarga. Liburan ini bagi mereka adalah saatnya untuk mencari penghasilan tambahan. Seiring dengan musim Panen Cengkeh saat ini, mereka dengan penuh semangat menjadi buruh jemur dan kupas. Saat saya mengunjungi kampung ini, terlihat deretan terpal yang digelar dipinggir-pinggir jalan kampung.
Kampung Kadubeureum Kelurahan Kadumerak Kecamatan Karangtanjung Pandeglang, letak kampung ini. Sebagian aktifitas warganya, terutama ibu-ibu dan anak-anak, menjadi buruh jemur dan kupas cengkeh yang saat ini sedang panen relatif cukup banyak. Tiap sore mobil-mobil pengangkut cengkeh ini, bolak-balik menurunkan muatan cengkeh dengan jumlah kurang lebih 1 ton.  Dengan penuh semangat anak-anak beserta ibu-ibu berebut untuk memperoleh cengkeh yang diturunkan oleh mobil-mobil pengangkut ini.
Kegiatan yang mereka sebut NGEREPUS, bagi anak-anak dikampung ini merupakan kegiatan pengisi liburan yang cukup membahagiakan buat mereka. Mereka bisa bercengkrama dengan teman-teman sekampungnya, tidak jarang saat mereka berebut cengkeh diselingi canda dan tawa. Demikian juga ibu-ibunya, senyum dan tawa mereka tidak lepas dari wajah mereka, inilah saat-saat yang membahagiakan dikampung ini.
Ngerepus, bagi warga kampung ini juga selain untuk mendapatkan penghasilan tambahan, juga bisa mempererat tali silaturahmi. Dilihat dari penghasilannya, meskipun hasilnya relatif kecil tapi mereka cukup senang dengan hasil yang diperolehnya. “Satu besek cengkeh yang sudah dikerepus dihargai sebesar 1.500 rupiah. Tidak jarang anak-anak ini bisa menghasilkan 8 sampai dengan 10 besek perhari. Ini tentunya relatif cukup besar bagi anak-anak”ujar seorang ibu.
Menurut Wati seorang anak yang saya tanya, “Kegiatan ini merupakan pengisi liburan yang cukup menarik. Disamping bisa menjadi kegiatan pengisi liburan, kami juga dapat upah, lumayan buat uang jajan” katanya sambil tertawa.
Kegaduhan akan semakin terlihat jika hujan mulai turun, seluruh warga berebut membereskan cengkeh-cengkeh yang digelarnya sambil tidak lepas berteriak-teriak memberitahu tetangganya yang juga menggelar cengkeh.
Tidak ada jarak diantara mereka, yang terlihat adalah keakraban dan keguyuban. Jauh dengan situasi pemukiman yang ada dikota-kota besar. Canda dan tawa mereka memperlihatkan situasi warga yang kompak, “Dengan kegiatan semacam ini, kami semua bisa berbaur dan saling mengenal diantara warga. Meskipun kegiatan ini, kegiatan sambilan, tapi dari kegiatan ini kami bisa mendapatkan penghasilan tambahan”ujar seorang ibu yang bernama Epot.
Saat ini cengkeh kering bisa dihargai 48 sampai dengan 50 ribu rupiah. Masa panen cengkeh, merupakan masa yang dinantikan sebagian warga disini. Selepas panen ini usai, mereka akan kembali menggeluti kegiatannya masing-masing, ada yang menjadi petani, buruh ataupun pegawai swasta maupun negeri.***

Sumber : Humas Pandeglang 2010
By  : Kang Iim 

Posting Komentar

0 Komentar